Panen
Penentuan saat panen
brokoli dapat dilakukan dengan cara mengamati penampakan fisik bunga brokoli
dan umur tanaman ( ± 45 - 65 HST), bunga brokoli sudah benar-benar siap panen
atau dapat dilakukan berdasarkan besar/tinggi bunga brokli dan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan
permintaan pasar. Kegiatan memanen bunga brokoli yang telah siap dipanen saat
kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak atau dicirikan
berdiameter bunga brokoli ± 20 cm, dan bentuk bunga mengembang dibawah dekat
daun yang paling atas, dapat juga dilihat dari varietas yang diusahakan.
Apabila panen terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala
bunga menjadi longgar sehingga mutu dan harganya akan merosot.
Alat yang digunakan
untuk memanen antara lain pisau tajam untuk memanen dan Keranjang untuk wadah
bunga brokoli. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada sore hari yang bertujuan
untuk menghindari cahaya terik matahari terlalu panas. Panen dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu mencabut tiap rumpun tanaman bunga brokoli atau memotong
dengan pisau tajam kebagian pangkal tanaman dengan hati-hati agar tidak
rusak.
Bunga brokoli yang telah dipanen dikumpulkan menggunakan keranjang yang diberi
alas kemudian dikumpulkan ditempat yang teduh untuk menjaga agar bunga brokoli
tetap segar dan tidak cepat layu. Pengumpulan bunga brokoli dilakukan secara
hati-hati, maksimum 7 lapis dan setiap lapisan diberi pelapis kertas merang/daun
pisang kering untuk menhindari kerusakan.
Pemanenan dalam hamparan yang luas sebaiknya dilakukan dengan cara bertahap,
interpal waktu 2 - 3 hari
Pasca Panen
Pasca panen merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah panen, tujuan pasca panen adalah untuk menjaga agar sayuran
brokoli tetatap baik mutunya tetatap segar dan baik, sayuran menjadi menarik,
sayuran dapat memenuhi standar perdagangan, terjamin, dan sayuran lebih awet
serta sewaktu-waktu dapat dipasarkan dengan kualitas yang terjamin.
Beberapa kegiatan Pasca Panen antara
lain adalah;
a. Pembersihan dengan cara menyingkirkan/membuang kotoran dan menyingkirkan
komoditas lain yang tidak penting terbawa.
b. Sortasi dilakukan untuk memisahkan, penggolongan berdasarkan kualitas dan
keseragaman dengan berdasarkan prinsip keseragaman ukuran berat, bentuk , sifat
permukaan, warna dan tingkat kematangan.
c. Penyimpanan dilakukan dengan pendinginan untuk mempertahan kualitas produk,
memperpanjang umur pengendalian, laju transpirasi, resprasi, infeksi
penyakit/jamur serta mempertahankan produk dalam keadaan yang paling berguna
bagi konsumen. Selain itu penyimpanan bertujuan untuk menghindari anjloknya
harga akibat melimpahnya sayuran brokoli dipasaran hingga hargana kembali
stabil.
d. Kemasan dilakukan untuk melindungi atau untuk mengawetkan produk sayuran
(brokoli), tempat atau wadah yang digunakan pengemasan terdiri dari peti kayu
atau keranjang, baik yang terbuat dari anyaman bambu atau dari bahan Styofoam
dan Plastik Wrapping. Pengemasan ini sangat penting, karena merupakan penunjang
bagi tramsportasi, distribusi, dan merupakan bagian dari usaha untuk mengatasi
persaingan dalam pemasaran.
Syarat-syarat pengemasan diantaranya
adalah;
- Bahan yang dipakai tidak mengandung zat yang dapat mengganggu kesehatan
manusia.
- Cocok dengan jenis sayuran yang akan dikemas (brokoli)
- Menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan
- Untuk menjaga /mencegah pemalsuan
- Mudah dan aman dalam mengeluarkan isi kemasan
- Mudah diulang atau didaur ulang
- Sesuai dengan bentuk, ukuran, dan berat
- Biayanya rendah.
e. Pengawetan sayuran brokoli dapat dilakukan dengan cara akseptabilitasi yang
tinggi diantaranya adalah;
- Pengawetan sayuran dengan konsentrasi garam tinggi dengan cara bunga brokoli
dibiarkan mengalami fermentasi dalam larutan garam yan telah
diatur sedemikian rupa sehingga mencegah perkembang biakan mikro-organisme
perusak.
- Pengeringan dengan cara dikeringkan menggunakan sinar matahari maupun
pengeringan menggunakan alat pengering buatan
- Pembekuan dengan cara membekukan sayuran pada suhu - 100 C atau lebih rendah
lagi agar mikro-organisme tidak berkembang dan merusak sayuran.
sumber : Ditjen Horti, Agribisnis tanaman sayuran, penebar swadaya cetakan XVI 2010
0 komentar:
Posting Komentar