Welcome To My Blog

Powered By Blogger

Pages

Selasa, 12 November 2013

HAMA ULAT KANTUNG ( Mahasena corbetti ) YANG MENYERANG TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

 HAMA ULAT KANTUNG ( Mahasena corbetti ) YANG MENYERANG TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

LAPORAN



OLEH  :
WASKITO
120301011

AET-2A


LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB-HAMA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah ” Ulat Kantung (Mahasena corbetti Tams ) Yang Menyerang Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboraturium Dasar Perlindungan Tanaman Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
            Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. M. Iskandar Pinem, M. Agr., Dr. Ir.Marheni, M.P., dan Ir. Lahmuddin Lubis, M.P. selaku dosen mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi dan kepada kakak asisten laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
            Penulis menyadari bahwa laporan  ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Medan,     Mei 2013             

       Penulis

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per ha paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Indonesia merupakan produsen minyak terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85 % lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia (Suyatno,1994).
           Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari, hal ini terutama tampak pada kebutuhan kita akan minyak nabati. Banyak tanaman lain yang dapaqt dijadikan sumber minyak nabati seperti kelapa, kacang kedelai, namun demikian kelapa sawit adalah penyumbang minyak nabati terbesar di dunia (Kartasapoetra, 1987).
            Minyak sawit merupakan bahan baku I ndustri kimia seperti industri mentega, sabun, lemak- lemak dan untuk memasak lainnya. Selain itu minyak sawit juga terkenal sejak lama dalam industri bahan kimia maupun teknik, misalnya digunakan sebagai bahan bajku dalam industri baja, kawat, kulit, kosmetik dan tambang (Brian, 1968).
           Kelapa sawit bila diartiakan secara harfiah adalah golongan tanaman keras penghasil minyak nabati. Komposisi minyak sawit mengandung kolestrol rendah sehingga penggunaannya baik bagi kehidupan sehari hari. Upaya untuk meningkatkan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimata dunia tidak hanya dilakukan dengan penyerapan teknologi modern dalam bercocok tanam, tetapi juga model usaha tani yang merangkul petani (Rian, 1995).
            
2
           Ulat pemakan daun kelapa sawit ( UPDKS ) Mahasena corbetti Tams. merupakan hama penting pada perkebunan kelapa sawit karena menyerang dan menghilangkan banyak  perdaunan kelapa sawit sehingga menurunkan produksi. Untuk menanggulangi masalah UPDKS perkebunan selalu menggunakan insektisida kimia sehingga menimbulkan akibat buruk pada lingkungan seperti berkurangnya  musuh  alami  hama  ulat  pemakan  daun  kelapa  sawit   tersebut  (Suyatno, 1994).
           Ulat kantong Mahasena corbetti  merupakan hama pemakan daun kelapa sawit yang sering merugikan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan  untuk pembelian insektisida dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat insektisida telah menimbulkan pemikiran ke arah penggunaan musuh alami (Suyatno, 1994).
           Pengendalian hama ulat kantung merupakan suatu faktor penting dalam manajemen perkebunan kelapa sawit. Serangan hama ini menunjukkan gejala kronis dan selalu menimbulkan peledakan populasi. Sampai waktu ini pengendalian hama ini masih terus dengan penyemprotan insektisida walaupun menyebabkan akibat sampingan yang tidak baik. Walaupun demikian, telah banyak ditemukan cara – cara lain dalam pengendalian ulat pemakan daun kelapa sawit seperti penggunaan musuh-  musuh alami berupa parasitoid maupun berupa predator terhadap ulat, akan   tetapi  cara  ni  masih sedikit  diterapkan di lapangan (Matnawy, 1997).




3
Tujuan Penulisan
           Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui Intensitas Serangan Hama ulat kantong ( Mahasena corbetti Tams) pada tanaman kelapa sawit.

Kegunaan Penulisan
-       Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
-     Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang Hama Ulat Kantung (Mahasena corbetti Tams) .














TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Matnawy (1997) sistematika tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Kelas               : Dycotyledoneae
Ordo                : Palmae
Family             : Palmaceae
Genus              : Elaeis
Species            : Elaeis guineensis Jacq.
Botani Tanaman
Akar tanaman kelapa sawit adalah berakar serabut, perakarannya sangat kuat. Akar yang tua dtetap kuat dan tetap kukuh, tidak membusuk walaupun sudah mati. System penyebaran akar tersebut terkonsentrasi pada tanah lapisan atas, karena system perakarannya yang kuat tadi maka jarang ditemukan tanaman yang roboh atau tumbang (Tim Penulis PS,1992).
Batang kelapa sawit tumbuh lurus ke atas, diameternya dapat mencapai 40-60 cm. pada tanaman yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh rapat mengelillinginya. (Tim Penulis PS,1992).
Daun tanaman kel;apa sawit bersirip genap, bertulang sejajar, panjangnya dapat mencapai 3-5 m. daun mempunyai pelepah yang padat bagian kiri maupun kanannya  tumbuh anak- anak daun (Tim Penulis PS,1992).



5
Tanaman kelapa sawit bersifat monoecious atau berbunga satu yang artinya bahwa bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman namun, demikian bunga jantan terpisah dengan tandan bunga betinanya.
 (Tim Penulis PS,1992).
Buah kelapa sawit terbentuk sesudah terjasinya penyerbukan dan pembuahan. Bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Buah kelapa sawit terdiri dari tiga bagian yaitu bagian luar yang terdiri dari kulit luar yang tipis atau keras, sabut dan daging buah (Tim Penulis PS,1992).
Syarat Tumbuh
Iklim
Curah hujan optimum yang di perlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2.000 -2.500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Curah hujan yang merata ini dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit.
Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat (dalam proses asimilasi) juga untuk memacu pembentukan bunga dan buah. Lama penyinaran optimum yang di perlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Kekurangan atau kelebihan sinar matahari akan berakibat buruk untuk tanaman kelapa sawit.
Suhu, selain sinar matahari dan curah hujan yang cukup, untuk tumbuh dengan baik tanaman kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum. Suhu optimum itu berkisar antara 29-30oC.
Kelembapan udara dan angin adalah factor yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan kelepa sawit. Kelembapan udara dapat mengurangi penguapan, sedangkan angin akan membantu penyerbukan secara alamiah. Angin
6
yang kering menyebabkan penguapan lebih besar,mengurangi kelembapan,dan dalam waktu lama mengakibatkan tanaman layu. Kelembapan optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit antara 80-90%.    (Tim Penulis PS,1992).
Tanah
Sifat kimia tanah mempunyai arti cukup pnting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimia yang istimewa sebab kekurangan suatu unsure hara dapat di atasi dengan pemupukan.
Sifat fisik tanah yang baik lebih di kehendaki kelapa sawit dari pada sifat kimianya.beberapa hal yang menentukan sifat fisik tanah adalah tekstur,struktur,konsistensi,kemiringan tanah,permeabilitas,ketebalan lapisan tanah dan kedalaman permukaan air tanah.secara ideal tanaman kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur,subur,mempunyai solum yang dalam tanpa lapisan padas,teksturnya mengandung liat dan debu 25-30 %,datar,serta berdrainase baik..
Sifat biologi tanah, tanah yag baik bagi tanaman kelapa sawit adalah tanah yang mengandung mikroorganisme yang berfungsi untuk menguraikan zat anorganik menjadi bahan organic yang bagus untuk tanah. (Tim Penulis PS,1992).







7
Biologi Hama
Menurut Triharso (1994), sistematika hama ulat kantong (Mahasena corbetti Tams.) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Family             : Psychidae
Genus              : Mahasena
Species            : Mahasena corbetti Tams.
Telur
Telur ulat kantong menetas di dalam kantong, jumlah telur ulat kantong ini dapat mencapai hingga tiga ribu butir yang diletakkan secara berkelompok di dalam kantongnya (Pracaya,2004).

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:rH6F-Dv2aRZ6ZM:http://www.pestnet.org/Portals/32/Images/Insects/1472-Brontispa/1472a-Brontispa-beetles.jpg
Gbr 1. Telur ulat kantong Mahasena corbetti Tams.
www. Images. Google. Ulat kantong. com




8
Larva
Panjang ulat betina berkisar antar 5 cm sedangkan ulat jantan berkisar 3 cm. ruas dada ulat berwarna coklat kemerahan. Umur ulat dapazt mencapai empat bulan. Ulat ini memakan daun, bunga, serta kulit tanaman dengan sangat rakus. Umumnya ulat ini memakan segala tanaman atau polyphag. (Pracaya,  2004).
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:GCUDD2E0cskJ1M:http://i1.treknature.com/photos/3491/bicho_canasto.jpg
Gbr 2. Larva ulat kantong Mahasena corbetti Tams.
www. Images. Google. Ulat kantong. Com

Pupa

Ulat berkepompong dalam kantong dengan posisi berubah, yaitu kepalanya di belakang. Pupa yang jantan akan menjadi ngengat bersayap, sedangkan yang betina bentuknya tetap seperti ulat, tidak berubah menjadi ngengat. Umur pupa kurang lebih satu bulan (Pracaya,2004).
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:bd5GZs-aGzb-FM:http://2.bp.blogspot.com/_fTg9Klfm27M/SmRjzn8N75I/AAAAAAAAAj8/CxxUkOzeWFc/s320/ulat_api%255B1%255D.png
Gbr 3. Pupa  ulat kantong Mahasena corbetti Tams.
www. Images. Google. Ulat kantong. Com






9
Imago

Imago ulat kantong berbentuk ngengat tetapi hanya ulat jantan yang akan menjadi ngengat bersayap. Sedangkan ulat betina tetap menjdi ngengat  tidak bersayap. Ulat betina dapat bertelur hingga tiga ribu butir (Pracaya,2004).
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:7ZI4tno7znxgYM:http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/Gambar/hesperiidae%25201.jpg
Gbr 4. Imago  ulat kantong Mahasena corbetti Tams.
www. Images. Google. Ulat kantong. Com

Gejala Serangan
Ulat muda sudah dapat mengeluarkan benang sutra untuk menggantung, yang kemudian digunakan untuk menyebar dengan bantuan angina, setelah menetap di sutu tempat ulat kantong membentuk kantong sendiri. Ulat ini bergerak dengan mengeluarkan kepala dan sebagian dadanya untuk memakan daun, bunga, ataupun
kulit tanaman sehingga menyebabkan daun berlubang dan menggulung karena ulat ini membentuk kantong.
Ulat yang sngat muda hanya memakan permukaan bawah daun. Ulat dewasa menghabiskan daun dan pinggir sampai ke lidi. Serangan berawal dari pelepah daun yang lebih tua mengarah ke pelepah daun yang lebih muda.
Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi kemudian daun menjadi kering dan berwarna abu-abu Serangan hama menyebabkan daun berlubang-lubang.  (Pracaya,2004).


10
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:cKxTqcRbUEG2HM:http://www.pestnet.org/Portals/32/Images/Insects/1472-Brontispa/1472b-Coconut%2520damage.jpg
Gbr 5. Gejala serangan   ulat kantong Mahasena corbetti Tams.
www. Images. Google. Ulat kantong. Com
Metode Pengendalian Hama Ulat Kantong (Mahasena corbetti)
a.      Pengendalian Secara Biologis
Parasitoid yang sering digunakan untuk mengendalikan hama ulat kantong antara lain parasitoid primer dan sekunder, serta predator mempengaruhi populasi ulat Mahasena corbetti. Telah ditemukan 33 jenis parasitoid dan 11 jenis predator hama pemakan daun (Prawirosukarto, 2002). Penggunaan Bacillus thuringiensis (Bt) sebagai insektisida biologi. Contoh produk Bt yaitu Dipel WP, Turex WP, Bactospene WP.
b.      Pengendalian Secara mekanis
Pengendalian hama secara mekanis mencakup usaha untuk menghilangkan secara langsung hama serangga yang menyerang tanaman. Pengendalian mekanis ini biasanya bersifat manual, yaitu dengan cara pemangkasan pelepah yang terdapat banyak larva ulat, mengambil larva yang sedang menyerang dengan tangan secara langsung, menumpuk dan kemudian membakarnya.
c.       Pengendalian Secara Kimia
Ulat kantong dapat dikendalikan dengan penyemprotan atau dengan injeksi batang menggunakan insektisida. Jenis insektisida yang biasa digunakan menggunakan
11
bahan aktif Deltametrin. Contoh produknya adalah Decis 25 EC dengan dosis anjuran 200-300 ml/Ha.
d.      Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian hama terpadu merupakan perpaduan atau kombinasi pengendalian hama secara terpadu (biologi) dan pengendalian secara kimia. Dalam hal serangan hama yang terjadi di perkebunan kelapa sawit, pihak perkebunan mempunyai cara masing-masing dalam pengendaliannya seperti pemakaian insektisida kimia, menggunakan musuh alami serta menggunakan jebakan hama.
(Suyatno,1994).











PERMASALAHAN
Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, kumbang Adorektus dan Apogonia, serta babi hutan. Kerugian yang ditimbulkan oleh ulat kantong  yakni dapat menurunkan 30 % hasil tanaman kelapa sawit karena ulat ini mengkonsumsi daun yang merupakan sumber energi bagi tanaman kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini, baru akan dipanem hasilnya setelah 2-3 tahun ditanam di lapangan. Sebagai tanaman tahunan, pada kelapa sawit dikenal periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi 2-3 tahun tergantung pada beberapa faktor yang terjadi di sekitarnya, seperti ada / tidaknya serangan hama dan penyakit.
Serangan hama ulat api dan ulat kantong (ulat pemakan daun kelapa sawit) telah banyak menimbulkan masalah yang berkepanjangan dengan terjadinya eksplosi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) tanaman yang berdampak langsung terhadap penurunan produksi.
Salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi tanaman kelapa sawit  yang perlu dipertimbangkan selain benih yang baik adalah serangan hama dan penyakit. Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit, sebelumnya harus mengenal dan memahami jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit.


PEMBAHASAN
Secara ekonomis biaya pengendalian melalui deteksi dini terhadap hama pada tanaman kelapa sawit dipastikan akan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama  yang sudah menyebar luas. Jadi sudah seyogyanya jika ingin sukses dalam usaha perkebunan kelapa sawit, pengelola harus mengetahui hama dan penyakit serta cara pengendaliannya.
Mengenal, memahami dan upaya mendeteksi siklus hidup hama ulat kantong (Mahasena corbetti Tams.) pada tanaman kelapa sawit secara dini mutlak harus dilaksanakan karena akan memudahkan tindakan mencegah terjadinya ledakan serangan hama dan penyakit yang tak terkendali. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan akan jauh lebih murah
Hama ulat kantong dapat dikendalikan dengan cara mekanik yaitu dengan mengutip ulat kantong yang ada pada areal penanaman kelapa sawit, dan juga dapat dilakukan dengan cara biologi yaitu dengan memanfaatkan musuh alami dari ulat kantong  seperti  Chalcidid sp (lalat Parasit), Bracymeria sp dan juga Exorista psychidarum Bar.
Penggunaan insektisida dalam mengendalikan hama ulat kantong merupakan cara terakhir yang dapat ditempuh. Hal ini sesuai dengan konsep PHT dimana pengendalian dengan pestisida merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan dalam mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sasaran.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas ekspor  andalan di Indosesia dari merupakan penghasil minyak nabati terbesar di dunia
2.      Lamanya stadia larva dari ulat kantong Mahasena corbetti Tams.. dapat mencapai empat bulan dan lamanya stadia pupa mencapai satu bulan
3.      Ngengat betina dapat bertelur hingga mencapai 3000 butir
4.      Kerugian yang ditimbulkan kantong Mahasena corbetti Tams. dapat menurunkan 30% dari total produksi kelapa sawit
5.      Pengendalian ulat kantong dapat dilakukan secara biologi yaitu menggunakan musuh alami seperti Chalcidid sp (lalat Parasit), Bracymeria sp dan juga Exorista psychidarum Bar.

 Saran
Penggunaan pestisida dalam mengendalikan hama ulat kantong          (Mahasena corbetti Tams.) merupakan alternatif terakhir yang dapat ditempuh bila cara lain yang diguanakan tidak efektif dalam mengendalikan hama ini.





DAFTAR PUSTAKA
Borror, D.J. 1991. An Introduction to The Study of Insects. Holt,Rinehart and Winston: Newyork
Fauzi, Y., Yustina, E. W., Imam, S., Rudi. 2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kartasapoetra, 1987.  Hama Dan Penyakit Tanaman Dalam Gudang. Rineka Cipta, Jakarta.
Prawirosukarto, S., Y.P, Roerrha., U.Condro., dan Susanto. 2003. Pengenalan dan
            Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Sumut..
Lubis, A,U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Indonesia (Edisi 2).
   Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 232 hal
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman (Edisi Revisi). Penebar Swadaya,     Jakarta.
Rian,L. 1995. Pest Harvest Tobacoo Infestation Control. Chapmann Hall, New York.
Risza,Suyatno. 1994. Kelapa Sawit (Upaya Peningkatan Produktivitas). Kanisius, Yogyakarta
Tim Penulis PS. 1992. Kelapa Sawit (Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran). Penebar Swadaya, Jakarta.
Wood,J,B. 1968. Pests of  Oil Palms In Malaysia and Their Control. The Incorporated Society of Planters. Kuala Lumpur

0 komentar:

Posting Komentar