Ada suatu saat kita tidak dapat memilih yang terbaik. Ada suatu saat dimana kita berbuat kesalahan, dan hidup dalam kenangan penuh penyesalan.
Jika yang terbaik adalah meninggalkan mu serta juga hidupmu, aku rela. Aku akan.
Jika yang terbaik adalah mengambil jalan masing2 dan berpisah pada suatu persimpangan, aku rela. Aku akan
Kita seperti menebak langit abu-abu.
Cinta kita tak seperti beberapa bulan lalu yang terang hingga tak bisa aku gambarkan lagi indah nya seperti apa.
Jalan kita bersimpangan, kita seperti hujan dan teduh saat ini.
Kenangan, berjejer rapi dalam otakku. Ntah bagaimana menghilangkannya, ia tersusun sedemikian rupa mengikuti kronologi cerita yang semestinya tak aku ungkit lagi.
Bagai diam dalam lingkaran, ingin melenggang pergi tapi kaki tak mampu.
Tak ingin lagi terjebak dalam lingkaran, berlari-lari saja didalamnya, merusuhkan hidupmu, hatimu, amarahmu, risaumu.
Tak sanggup lagi aku melihat sakit di matamu itu, tak sanggup lagi aku melihat sayatan di hatimu itu.
Bukan tanpa alasan, yang kulakukan berdasarkan logika serta tak adanya lagi pilihan terakhir. Ya, melupakanmu dengan cara tak semsetinya. Melupakan kenangan yang tak bisa di ganggu gugat lagi keberadaannya.
Tidak! Aku tak ingin dikejar rasa bersalah ku. Tidak! Aku tak ingin hidup dalam kenangan yang penuh dengan kata “seandainya”.
Aku tak ingin diam saja, meratapi apa yang telah aku perbuat. Kebodohanku, keteledoranku, kekhilafanku. Aku ingin berubah, aku ingin pergi tak ingin lg berdiri disana. Walaupun aku tau, tak sanggup aku melakukannya.
Aku ini apa tanpa genggaman tanganmu? Aku ini apa tanpa lengan hangatmu?
Aku ini apa tanpa pelukanmu?
Aku tak ada apa-apanya. Bahkan, aku mulai lupa bahagia itu seperti apa.
Kata maaf, tak berguna lagi dari bibirku maupun tulisanku ini. Tak ada gunanya, hatinya beku. Tak tahu lg bagaimana mencairkannya.
Aku menunggu nya, tapi tanpa hasil. Aku mencoba nya, tapi aku gagal.
Haruskah aku pergi? Iya. Kau harus. Meninggalkan kenangan, serta rasa di dalamnya. Biarlah nafas yang pernah kita hembuskan bersama aku rangkai menjadi kenangan.
Kau, yang telah hadir di hidupku.
Kau, yang begitu indah tak bisa aku ungkapkan keindahannya dengan warna biasa.
Kau, yang begitu lapang menerimaku.
Kau, yang begitu sabar menerima kekuranganku.
Kau, yang masih ingin memelukku dalam rasa kecewa dan sakit.
Kau, yang masih rela berjuang untukku.
Kehilanganmu, membuat mata dan hatiku terbuka serta harus ada kata “seandainya”. Seandainya, dahulu aku tak bertingkah seperti itu. Seandainya, dahulu aku tak berbuat seperti itu.
Terima kasih, tak usah lah repot2 aku melupakannya, karna kau disini akan menjadi orang yang tak terlupakan sampai kapanpun.
*untuk yang pertama
memberikan warna seindah ini.
*untuk yang pertama
memberikanku arti dari kehilangan.
*untuk yang pertama
mengajariku tentang arti mengontrol.
*untuk yang pertama
mengajariku makna mencintai.
*with all of my little
broken heart, love you. :D
0 komentar:
Posting Komentar